Raden Adipati Surya Canangkan Kampung Literasi, Begini Penjelasannya

PODIUM, WAYKANAN, – Bupati Waykanan mencanangkan kampung Literasi dan Peresmian Pembukaan Pasar Kampung Umpu Kencana Kecamatan Blambangan Umpu, Jum’at, (25/19).

Raden adipati surya dalam sambutanya menjelaskan, gagasan tentang desa Literasi adalah satu ikhtiar kecil di level daerah dan terjangkau agar mudah dioperasionalkan dalam bentuk kegiatan kegiatan praktis.

Tujuannya, kata dia, agar capaian dan target bisa terukur, mudah dievaluasi dan dilakukan perbaikan.

Namun demikian, gagasan Desa Literasi merupakan upaya atau langkah awal dari gagasan yang lebih besar tentang Indonesia Baru yang mandiri berdikari dan bekepribadian.

Menitik beratkan isu gerakan dalam ranah pendidikan, gerakan Desa Literasi mencoba meresonansi ide tentang pentingnya Revolusi Mental telah lama digagas oleh para pendiri Bangsa ini.

“Hanya dengan kecakapan keilmuan, kesiapan mental dan integritas dalam kepribadianlah Indonesia akan diperhitungkan kedepan,” kata Adipati, Jumat (25/10).

Oleh karena itu, pendidikan menjadi pilar mendasar menuju cita-cita tersebut. Hal ini mengingat bahwa perubahan hanya mungkin dilakukan dengan dukungan sumber daya yang mumpuni.

“Oleh karena itu, ilmu menjadi tak terelakkan lagi pentingnya.” ujarnya

Menurtnya adipati, karakter bangsa ini telah lama dikenal memiliki etos kerja dan produktifitas yang tinggi, namun tetap berpedoman pada nilai nilai ketimuran menjadi pembeda kualitas sumber daya manusia dengan negara negara lain.

Dengan kata lain, pendidikan kita terjebak pada ritual kurikulum yang terlalu menekankan pada pengetahuan dan kompentensi saja.

“Pendidikan dengan semangat seperti ini menempatkan manusia sebagai robot yang atau hewan sirkus yang perlu dilatih untuk kemudian dipekerjakan dipanggung panggung hiburan, yang tentu keuntungannya akan diambil oleh si pemilik sirkus,” ucap Adipati.

Sementara peraga sirkusnya harus dipaksa puas sekedar mendapat upah yang minim atau sekedar makan.

“Sisi substansi kemanusiaan seperti inovasi, kreatifitas, integritas, visioner kurang mendapatkan perhatian dalam sistem pendidikan,”lanjutnya

“Kalaupun ada beberapa institusi yang memperhatikan itu, tentu dengan kompensasi “harga” yang hanya bisa dijangkau beberapa gelintir keluarga yang berada saja.” jelasnya.

Adipati juga menyampaikan, kurangnya Perhatian dalam Pendidikan Karakter membuat sistem pendidikan hanya menghasilkan orang yang cakap bekerja, tetapi tidak cakap berkarya.

Ataupun, kata dia, cakap meniru tetapi tidak mampu membuat yang baru. Generasi yang puas menjadi penonton, tapi tak pernah menyadari potensinya sendiri dan hanya menunggu untuk dipakai tapi tidak memiliki kemampuan dalam mengambil inisatif perubahan.

“Saya berharap agar Saudara-saudara dapat mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya secara efektif, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat kampung,”ucapnya.

“Tujuan penyaluran dana besar bagi pemerintahan desa dimaksudkan sebagai langkah dan upaya pemerintah dalam mengimplementasikan salah satu program Nawacita yaitu membangun Indonesia dari pinggiran.”tegasnya. (JM)